Shasa dan Pasangan Idaman
Hai!
Minggu ini adalah minggu awal perkuliahan semester genap, setelah kurang lebih satu bulan kebelakang libur. Puji syukur banyak sekali pembelajaran yang aku dapatkan selama libur semesteran ini, walaupun sebenarnya tidak pernah benar-benar liburan. Banyak bertemu teman baru, banyak pengalaman seru, dan tentunya resolusi baru, mengingat bahwa tahun juga masih baru. Sebelum memasuki realita kehidupan didalam kampus, perbolehkanlah aku untuk bercerita tentang pengalaman dua minggu lalu saat mandat kedua dari Kak Cus diamanahkan buatku.
Senin tanggal 29 Januari 2018, 20 tahun setelah pertama kali aku dilahirkan, mandat kedua kuterima. Hari itu bertepatan dengan ulang tahunku, aku bertemu dengan gadis Belarus yang luar biasa cantik bernama Alexandra yang kemudian dipanggil Shasa. Hari itu aku bertugas mendampingi Shasa pemotretan untuk produk salah satu brand dari Indonesia. Pagi hari sekitar pukul tujuh, aku sudah sampai di lobby hotel tempat pemotretan dilakukan. Muda sekali! itu hal pertama yang aku pikirkan ketika bertemu Shasa yang datang ke lobby beberapa menit setelah aku datang. Dan yaa memang betul setelah berkenalan umurnya masih sembilan belas tahun, seorang mahasiswi sepertiku, namun bedanya dia mengambil jurusan hukum, aku jurusan manajemen. Setelah itu kami bertemu dengan kak Citra (@citraffandie), lalu berjalan menuju kamar tempat pemotretan dilakukan, sambil terus bercakap. Tentunya menggunakan bahasa inggris, karena aku tidak bisa bahasa Belarus dan Shasa juga tidak bisa bahasa Indonesia. Maklumlah, baru sekitar satu minggu dia datang ke Indonesia sebagai model. Sama seperti mahasiswi pada umumnya yang melakukan freelance job semasa libur, kedatangannya ke Indonesia pun merupakan salah satu caranya mengisi liburan musim dingin di Belarus.
Setelah sampai dikamar hotel, kak Citra langsung menyiapkan peralatan make-up dan Shasa yang sudah cantik dibuat jauh lebih cantik lagi dengan make-up super natural, atau lebih sering disebut make-up no make-up. Pemotretan hari itu dilakukan oleh kak Rizky (@rizadit) seorang fotografer, yang tidak lain tidak bukan adalah suami dari kak Citra. Singkat cerita kak Rizky ini merupakan fotografer berbasis di Jakarta yang awalnya memang bekerja sendiri dibantu oleh vendor-vendor lain seperti dekorasi, MUA maupun lainnya. Namun setelah beberapa tahun menjadi fotografer ternyata Kak Rizky ini sadar ternyata ia membutuhkan tim sendiri, untuk bekerja secara profesional namun tetap nyaman. Oleh karenanya dipilihlah Kak Citra istrinya sendiri yang ternyata merupakan seorang penari dan sudah memiliki kemampuan dasar untuk make-up. Tidak diragukan lagi hasilnya, karena Shasa juga menjadi bukti nyata keahliannya dalam make-up. Keduanya lalu menjadi kombinasi yang tepat untuk melakukan sebuah pekerjaan bersama-sama. Selain kompak dalam masalah pekerjaan, Kak Rizky dan Kak Citra ini bisa dikatakan kompak pula dalam urusan keluarga. Hal ini beralasan karena pekerjaan hari itupun sekalian pula membawa serta keluarga kecilnya, seorang kakak perempuan dan adik laki-laki yang merupakan anak pasangan kompak ini. Proses pemotretan dimulai sekitar pukul 9 pagi, dimulai dengan foto produk piyama dan berlanjut dengan foto produk sprei. Jauh sekali dari presepsi negatif yang sering kali masyarakat asosiasikan dengan pemotretan juga kamar hotel. Jawabannya tidak sama sekali.
Pemotretan dilakukan dengan amat menyenangkan mengingat Shasa ini masih sangat muda dan ekspresif baik itu saat berkomunikasi biasa maupun saat bergaya didepan kamera. Produk satu persatu sudah selesai difoto, dan tidak terasa waktu pun cepat berlalu. Walaupun lelah, energi yang ada dari pemotretan tersebut tetap saja positif, aku pikir ini mungkin datangnya dari Kak Rizky dan Kak Citra yang selalu kompak. Sebagai suami dan istri, keduanya dapat melakukan perkerjaan secara profesional bersama sekaligus melakukan liburan ke Bandung dalam waktu yang cukup lama dengan membawa keluarga. Disaat kebanyakan orang lain mendefinisikan pekerjaan ideal adalah pekerjaan dengan upah yang tinggi, aku malah beranggapan pekerjaan dari pasangan ini jauh lebih ideal. Mereka membangun nilai kebersamaan, saling support dan memahami satu sama lain dalam satu waktu, juga yang tidak kalah pentingnya adalah mereka tidak bersikap acuh kepada anak-anaknya hanya karena bekerja. Hal ini selanjutnya menjadi pekerjaan rumah alias PR baru lainnya untuk aku pribadi, agar selalu mengerjakan apa-apa yang kita suka sekaligus memprioritaskan keluarga dibandingkan pekerjaan semata.
Semoga bermanfaat!
Minggu ini adalah minggu awal perkuliahan semester genap, setelah kurang lebih satu bulan kebelakang libur. Puji syukur banyak sekali pembelajaran yang aku dapatkan selama libur semesteran ini, walaupun sebenarnya tidak pernah benar-benar liburan. Banyak bertemu teman baru, banyak pengalaman seru, dan tentunya resolusi baru, mengingat bahwa tahun juga masih baru. Sebelum memasuki realita kehidupan didalam kampus, perbolehkanlah aku untuk bercerita tentang pengalaman dua minggu lalu saat mandat kedua dari Kak Cus diamanahkan buatku.
Senin tanggal 29 Januari 2018, 20 tahun setelah pertama kali aku dilahirkan, mandat kedua kuterima. Hari itu bertepatan dengan ulang tahunku, aku bertemu dengan gadis Belarus yang luar biasa cantik bernama Alexandra yang kemudian dipanggil Shasa. Hari itu aku bertugas mendampingi Shasa pemotretan untuk produk salah satu brand dari Indonesia. Pagi hari sekitar pukul tujuh, aku sudah sampai di lobby hotel tempat pemotretan dilakukan. Muda sekali! itu hal pertama yang aku pikirkan ketika bertemu Shasa yang datang ke lobby beberapa menit setelah aku datang. Dan yaa memang betul setelah berkenalan umurnya masih sembilan belas tahun, seorang mahasiswi sepertiku, namun bedanya dia mengambil jurusan hukum, aku jurusan manajemen. Setelah itu kami bertemu dengan kak Citra (@citraffandie), lalu berjalan menuju kamar tempat pemotretan dilakukan, sambil terus bercakap. Tentunya menggunakan bahasa inggris, karena aku tidak bisa bahasa Belarus dan Shasa juga tidak bisa bahasa Indonesia. Maklumlah, baru sekitar satu minggu dia datang ke Indonesia sebagai model. Sama seperti mahasiswi pada umumnya yang melakukan freelance job semasa libur, kedatangannya ke Indonesia pun merupakan salah satu caranya mengisi liburan musim dingin di Belarus.
![]() |
| Sarah dan Shasa |
Setelah sampai dikamar hotel, kak Citra langsung menyiapkan peralatan make-up dan Shasa yang sudah cantik dibuat jauh lebih cantik lagi dengan make-up super natural, atau lebih sering disebut make-up no make-up. Pemotretan hari itu dilakukan oleh kak Rizky (@rizadit) seorang fotografer, yang tidak lain tidak bukan adalah suami dari kak Citra. Singkat cerita kak Rizky ini merupakan fotografer berbasis di Jakarta yang awalnya memang bekerja sendiri dibantu oleh vendor-vendor lain seperti dekorasi, MUA maupun lainnya. Namun setelah beberapa tahun menjadi fotografer ternyata Kak Rizky ini sadar ternyata ia membutuhkan tim sendiri, untuk bekerja secara profesional namun tetap nyaman. Oleh karenanya dipilihlah Kak Citra istrinya sendiri yang ternyata merupakan seorang penari dan sudah memiliki kemampuan dasar untuk make-up. Tidak diragukan lagi hasilnya, karena Shasa juga menjadi bukti nyata keahliannya dalam make-up. Keduanya lalu menjadi kombinasi yang tepat untuk melakukan sebuah pekerjaan bersama-sama. Selain kompak dalam masalah pekerjaan, Kak Rizky dan Kak Citra ini bisa dikatakan kompak pula dalam urusan keluarga. Hal ini beralasan karena pekerjaan hari itupun sekalian pula membawa serta keluarga kecilnya, seorang kakak perempuan dan adik laki-laki yang merupakan anak pasangan kompak ini. Proses pemotretan dimulai sekitar pukul 9 pagi, dimulai dengan foto produk piyama dan berlanjut dengan foto produk sprei. Jauh sekali dari presepsi negatif yang sering kali masyarakat asosiasikan dengan pemotretan juga kamar hotel. Jawabannya tidak sama sekali.
![]() |
| Shasa berpose |
![]() |
| Shasa dibalik layar |
Pemotretan dilakukan dengan amat menyenangkan mengingat Shasa ini masih sangat muda dan ekspresif baik itu saat berkomunikasi biasa maupun saat bergaya didepan kamera. Produk satu persatu sudah selesai difoto, dan tidak terasa waktu pun cepat berlalu. Walaupun lelah, energi yang ada dari pemotretan tersebut tetap saja positif, aku pikir ini mungkin datangnya dari Kak Rizky dan Kak Citra yang selalu kompak. Sebagai suami dan istri, keduanya dapat melakukan perkerjaan secara profesional bersama sekaligus melakukan liburan ke Bandung dalam waktu yang cukup lama dengan membawa keluarga. Disaat kebanyakan orang lain mendefinisikan pekerjaan ideal adalah pekerjaan dengan upah yang tinggi, aku malah beranggapan pekerjaan dari pasangan ini jauh lebih ideal. Mereka membangun nilai kebersamaan, saling support dan memahami satu sama lain dalam satu waktu, juga yang tidak kalah pentingnya adalah mereka tidak bersikap acuh kepada anak-anaknya hanya karena bekerja. Hal ini selanjutnya menjadi pekerjaan rumah alias PR baru lainnya untuk aku pribadi, agar selalu mengerjakan apa-apa yang kita suka sekaligus memprioritaskan keluarga dibandingkan pekerjaan semata.
![]() |
| Kak Rizky dan Kak Citra yang kompak |
Semoga bermanfaat!






Comments
Post a Comment