Dengarlah

Kesehatan mental, hal yang kedengarannya tabu dan masih banyak dari kita belum paham betul tentangnya. Aku mungkin salah satu orang yang cukup penasaran tentang isu ini dan terdorong untuk mengikuti acara dari komunitas cerita perempuan (@ceritaperempuan.id). Nah sebelum cerita tentang acara tersebut, aku akan share sedikit yang aku tau dari komunitas ini. Jadi, cerita perempuan adalah semacam support community yang saling mendukung (terutama perempuan) untuk selalu berkembang dan aware terhadap banyak isu penting yang sedang berkembang. Komunitas ini punya website yang memuat berbagai cerita dari banyak perempuan diluar sana yang luar biasa untuk bisa saling menginspirasi dan menguatkan satu sama lainnya, that's really cool! Ketika mungkin sebagian kita sibuk kumpul untuk rumpi sana-sini, judging dan share a negativity, mereka bisa berkumpul untuk kegiatan yang jauh lebih positif. Good girl doing a good things, right? Nahh, salah satu kegiatan komunitas ini selain aktif bertukar cerita dalam website dan media sosial adalah menyelenggarakan diskusi di kota Jakarta dan Bandung. Seperti halnya acara yang diselenggarakan cerita perempuan bekerjasama dengan komunitas yang aware terhadap kesehatan mental (@lifescapewithus). Acara ini mengangkat isu kesehatan mental dan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 20 Januari 2018 lalu di salah satu kafe andalan kota Bandung (@mrguancoffee).

Begitu tau acara diskusi kali ini diselenggarakan di Bandung, aku langsung daftar. Tapi karena keteledoran tidak cek email akhirnya seat yang sangat terbatas itu jadi rejeki kawan-kawan lain yang sudah waiting list. Tidak cepat menyerah dan lagi karena memang Sabtu kemarin sudah diniatkan untuk ngupi, jadi aku dan Azmi tetap saja datang kesana dan bertemu Ipu disana yang jauh lebih beruntung karena tidak lupa cek email. Sambil menunggu Ipu yang mengikuti sharing session utama, aku memutuskan untuk memesan ice cream coffee super enak karena menurutku kayak rasa hazelnut setelah melt (highly recommended) sambil diskusi cukup banyak hal dengan Azmi. Trust me, he is a good listener and also a really nice guy!

Anyway, setelah beberapa jam kemudian sharing session berakhir dan lucky me there were another session yang bisa aku ikuti. Berbeda dengan sesi utama yang lebih seperti pemaparan dan cerita dari kawan-kawan yang pernah memiliki dan mungkin masih memiliki sedikit gangguan kesehatan mental, sesi kedua ini lebih seperti grup diskusi. Dalam sesi ini dibentuklah grup, lalu moderator memberikan pertanyaan yang harus dijawab setiap orang dalam grup tersebut selama masing-masing dua menit secara bergantian. Pertanyaan yang ditanyakan pun sangat sederhana, tapi dampaknya luar biasa buatku

"ceritakan apa yang kamu lakukan setiap hari dan mengapa kamu datang kesini hari ini?"

"apa ketakutan terbesar yang kamu rasakan?"

"kapankah kamu merasa paling dicintai?"

"kapankah kamu merasa menjadi the best version of yourself"

Beberapa jawaban dilontarkan secara emosional, beberapa dari kami sampai menitikan air mata saking emosionalnya. If you know what it feels. Kalau dipikirkan kembali kita jarang sekali mendapati pertanyaan kayak begini. Pertanyaan yang sebenarnya kita butuhkan, pertanyaan yang sebenarnya membuat kita merasa dipedulikan oleh orang-orang disekeliling kita. Aku jadi membandingkan sama beberapa pertanyaan yang selama ini sering muncul, kayak "apa kabar?" "lagi apa?" dan pertanyaan lainnya yang sama sekali gak menyentuh kita sedalam itu. Dan yang luar biasa dari sesi ini adalah setiap orang yang terlibat diajak untuk belajar menjadi pendengar yang baik, tidak ada main hp, atau pun salah fokus ke hal-hal lain. Akupun menjadi lebih memahami bahwa ketika orang lain bercerita, sama sekali gak ada salahnya untuk kita menjadi pendengar yang baik. Tidak perlu jauh-jauh untuk memikirkan solusi masalah mereka lah, cukup menjadi pendengar yang baik pun sudah menunjukan bahwa kita benar-benar peduli. Acara hari itu ditutup dengan puisi indah karya kak Putri (@putrielgabi) juga dengan berfoto bersama.

Setelah sesi berakhir, aku, Ipu dan Azmi berkesempatan untuk mendengar beberapa cerita mengenai apa sih sebenarnya yang dirasakan oleh seseorang yang sedang berjuang untuk melawan dirinya sendiri. Dalam hal ini adalah penderita anxiety atau kecemasan berlebih. Luar biasa takjub dengan apa yang sebenarnya mereka perjuangkan, apa yang mereka alami bahkan jauh sebelum anxiety itu datang pada mereka. Camkan bahwa gak pernah ada orang yang pengen itu terjadi sama dirinya sendiri dan kita sama sekali gak ada hak untuk judge "ah lu gitu doang gabisa" "apaan sih lemah banget" "lu kurang ibadah, deketin diri lagi sama Tuhan" juga ungkapan lainnya yang justru malah membuat sakit hati dan sama sekali gak membantu. Judgment orang-orang kayak gitu justru malah menambah penderitaan mereka karena jadi lebih takut untuk cerita, malah jadi memendam masalah sendiri, jadi tolong untuk tidak lagi seperti itu.

Lalu, gimana sih caranya menanggapi kawan-kawan kita yang mungkin lagi tertekan atau merasakan cemas berlebih?

Setelah menanyakan hal itu, aku mendapatkan bahwa ketika ada kawan atau mungkin kerabat kita yang murung berkepanjangan ataupun sering menceritakan tentang keputusasaan dan hal-hal lain yang 'mencurigakan', menjadi pendengar yang baik adalah solusi utama. Pendengar yang baik adalah pendengar yang tulus dan open minded, bukan yang yang sosoan dengar padahal main hp, lalu belum apa-apa sudah judge ini itu dan menjadi orang yang merasa paling benar. Jangan sok tau, karena memang kita ini tidak benar-benar tau apa yang orang lain lalui sendirian, apa yang dia rasakan jauh didalam hatinya, apa yang dia alami di masa lalunya, apa yang dia perjuangkan selama hidupnya, kita tidak pernah tau. Dan yaaa thank God i met them, aku jadi ngerasa gak boleh lagi terlalu menyamaratakan kemampuan orang. Setiap orang punya kapasitasnya masing-masing termasuk dalam masalah mental ini.




For those who feels like you are nothing, remember that you are not alone. Berdamailah dengan diri sendiri juga masa lalu yang ada didalamnya, jangan membuat hidup ini jauh lebih menderita lagi. Kalau bukan kita sendiri yang stand up for ourself, mau siapa lagi? From the bottom of my heart, semangat!!!! kamu juga layak untuk berbahagia dan dicintai!!!

Comments

Popular Posts